Tugas Terstruktur 04
ANDHIKA BARRY YUDHISTIRA(AE22)
(41324010024)
TEKNIK MESIN
TAGLINE
Ekspresi tanpa batas, lewat musik dan visual
Observasi Lingkungan dan Pengembangan Ide Bisnis Inovatif
Studi Kelayakan Usaha – Smart Planter “UrbanGrow”
Halaman Sampul
Nama Usaha: UrbanGrow
Produk/Jasa: Smart Planter berbasis IoT untuk urban farming
Kelompok: 5
Periode: 7 – 27 Oktober 2025
Daftar Isi
-
Ringkasan Eksekutif
-
Analisis Peluang & Gambaran Usaha
-
Analisis Kelayakan Pasar & Pemasaran
-
Analisis Kelayakan Teknis & Operasional
-
Analisis Kelayakan Finansial
-
Nilai Tambah & Keunggulan Kompetitif
-
Kesimpulan & Rekomendasi
-
Lampiran: BMC, Analisis CELAYA, Data Pendukung
1. Ringkasan Eksekutif
UrbanGrow adalah smart planter berbasis IoT yang memudahkan penghobi urban farming menanam sayuran/herbal di rumah. Sistem otomatisasi air, nutrisi, dan lampu LED memastikan tanaman tumbuh optimal. Produk ini memiliki pasar potensial di kota-kota besar dengan tren gaya hidup sehat dan kesadaran akan sustainability. Proyeksi laba 3 tahun menunjukkan pertumbuhan positif, dengan BEP tercapai pada bulan ke-18. UrbanGrow menawarkan diferensiasi melalui teknologi pintar dan desain estetik, menjadikannya peluang investasi menarik bagi calon investor.
2. Analisis Peluang & Gambaran Usaha (BAG A)
2.1 Deskripsi Produk/Jasa
-
Produk: Smart Planter IoT “UrbanGrow”
-
Fitur: Pemantauan kelembaban tanah & nutrisi otomatis, lampu LED tanaman, aplikasi mobile untuk monitoring
-
Target pengguna: Milenial dan Gen Z kota besar, penghobi tanaman & kesehatan
2.2 Analisis Awal Peluang
-
CELAYA / Matriks Kesesuaian Peluang: Produk inovatif + pasar berkembang + tren urban farming meningkat
-
Alasan menarik: Pertumbuhan e-commerce & smart home adoption meningkat, tren sustainability, gap kompetitor masih rendah
3. Analisis Kelayakan Pasar & Pemasaran (BAG B1)
3.1 Target Pasar
| Kriteria | Detail |
|---|---|
| Demografi | Usia 20–40, pendidikan minimal SMA/ kuliah, pendapatan menengah ke atas |
| Geografi | Kota besar: Jakarta, Bandung, Surabaya |
| Psikografi | Peduli kesehatan, gaya hidup modern & sustainability |
| Perilaku | Suka teknologi, belanja online, hobi urban farming |
3.2 Ukuran Pasar
-
TAM (Total Available Market): 2 juta rumah tangga urban farming di Indonesia
-
SAM (Serviceable Available Market): 500 ribu rumah tangga dengan pendapatan menengah ke atas & akses e-commerce
-
SOM (Serviceable Obtainable Market): Target awal 5% SAM = 25 ribu unit
3.3 Analisis Kompetitif
| Pesaing | Kekuatan | Kelemahan |
|---|---|---|
| Competitor A – Smart Garden Import | Brand internasional, fitur lengkap | Harga mahal, distribusi terbatas |
| Competitor B – Hydroponics Lokal | Harga terjangkau | Tidak ada IoT, desain kurang estetik |
| Competitor C – DIY Urban Farming Kit | Harga murah | Tidak otomatis, butuh pengalaman manual |
3.4 Strategi Marketing Mix (4P)
-
Product: Smart Planter IoT, desain modern, mudah digunakan
-
Price: Penetapan harga penetrasi Rp2.500.000/unit
-
Place: Online (marketplace & website), offline store urban lifestyle & pameran
-
Promotion: Social media marketing, influencer, tutorial & demo produk, event komunitas urban farming
4. Analisis Kelayakan Teknis & Operasional (BAG B2)
4.1 Proses Operasi
4.2 Kebutuhan Sumber Daya
-
Lokasi: Workshop + kantor administrasi
-
Mesin/Peralatan: CNC, solder, tester IoT, packaging machine
-
SDM: 1 manajer produksi, 2 teknisi, 1 marketing, 1 admin
-
Bahan Baku: Sensor, modul LED, pot, nutrisi tanaman, microcontroller
5. Analisis Kelayakan Finansial (BAG B3)
5.1 Estimasi Biaya Awal
| Komponen | Biaya (Rp) |
|---|---|
| Peralatan & Mesin | 50.000.000 |
| Pengembangan Produk | 20.000.000 |
| Lokasi & Renovasi | 15.000.000 |
| Marketing Awal | 10.000.000 |
| Modal Kerja | 20.000.000 |
| Total | 115.000.000 |
5.2 Proyeksi Laba/Rugi 3 Tahun
-
Asumsi penjualan 1.000 unit tahun 1, meningkat 50% per tahun
-
Harga jual Rp2.500.000/unit, biaya variabel Rp1.200.000/unit
-
Laba kotor tahun 1: Rp1.300.000 × 1.000 = Rp1,3 Miliar
5.3 Titik Impas (BEP)
-
BEP Unit: 115.000.000 ÷ 1.300.000 ≈ 89 unit
-
BEP Rupiah: 89 × Rp2.500.000 ≈ Rp222.500.000
5.4 Payback Period (PP)
-
Investasi awal Rp115.000.000, laba bersih tahun 1 Rp200.000.000 → PP < 1 tahun
6. Business Model Canvas (BAG C)
| Blok | Deskripsi |
|---|---|
| Customer Segment | Milenial & Gen Z urban farming |
| Value Proposition | Smart Planter mudah, otomatis, desain estetik |
| Channels | Online, marketplace, offline store & event |
| Customer Relationships | Support via chat, tutorial & community |
| Revenue Streams | Penjualan unit & subscription nutrisi |
| Key Resources | Teknologi IoT, SDM teknisi, bahan baku |
| Key Activities | R&D, produksi, pemasaran & distribusi |
| Key Partners | Supplier IoT, toko lifestyle, komunitas urban farming |
| Cost Structure | Biaya produksi, marketing, SDM, logistik |
7. Nilai Tambah & Keunggulan Kompetitif (BAG D)
7.1 Nilai Tambah
-
Otomatisasi: Memudahkan menanam tanpa pengalaman
-
Estetik & modern: Dekorasi rumah & kantor
-
Edukasi & komunitas: Menumbuhkan kesadaran urban farming
7.2 Keunggulan Kompetitif
-
Diferensiasi Produk: IoT + desain menarik → sulit ditiru kompetitor
-
VRIO Analysis:
-
Valuable: Ya, memudahkan urban farming
-
Rare: Ya, kombinasi IoT + estetika
-
Inimitable: Cukup sulit tanpa R&D
-
Organized: SDM dan sistem produksi siap
-
8. Kesimpulan & Rekomendasi
UrbanGrow layak dijalankan karena:
-
Pasar potensial tinggi, tren urban farming berkembang
-
Produk inovatif & berbeda dari kompetitor
-
Proyeksi finansial positif, BEP cepat tercapai
-
Strategi marketing efektif & scalable
Rekomendasi:
-
Perkuat pemasaran digital dan edukasi komunitas
-
Kembangkan subscription nutrisi untuk recurring revenue
-
Skala produksi bertahap untuk efisiensi biaya
9. Lampiran
-
BMC, Analisis CELAYA, Matriks Kesesuaian Peluang
-
Grafik proyeksi penjualan & BEP
Comments
Post a Comment